“Yudaaaaaaaaa
!!!! cukup ! jangan pernah PHP-in gua lagi !” aku berteriak sambil menangis
dijalanan yang sepi ketika aku mengendarai motor. Namaku Bela, aku memiliki
teman dekat bahkan bisa dibilang teman spesial, dia bernama Yuda. Dia selalu
memperlakukanku secara istimewa layaknya orang pacaran, tetapi tidak ada ikatan
diantara kami berdua selama hampir setahun. Tetapi Satu bulan
yang lalu aku mendengar dia berpacaran dengan Desti, Siswi SMA yang letaknya
tak jauh dari sekolahku. Bagai disambar listrik ribuan volt aku mendengar
berita ini dan akhirnya aku memutuskan untuk menjauhinya karena sudah cukup
bagiku segudang harapan kosong yang telah dia beri kepadaku selama satu tahun
lebih.
Sepulang sekolah tadi saat aku
berjalan dikoridor sekolah, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku dan
ternyata itu adalah Yuda. “hey, buru-buru amat? Gua Cuma mau kasih ini nih
oleh-oleh dari Makasar” ucapnya sambil memberikan sebuah tas cantik berwarna
merah marun. “makasih” kataku sambil berlalu membawa tas yang diberikannya.
“hey pesek, tunggu sebentar dong! Buka dulu didalam tasnya ada sesuatu “
katanya sambil berusaha mengikuti cepat langkahku. “apa? Sory gua lagi
buru-buru!” tapi untuk kedua kalinya dia memegang tanganku sambil mengelus-elus
rambutku. “yaudah kalau gitu gua Cuma minta waktu lima menit aja pesek. Didalam tas itu ada coklat kesukaan lo dan
ini gua beliin bunga buat lo. Lo suka kan?” katanya sambil menyodorkan bunga
mawar cantik berwarna merah “oh, iya makasih deh. Udah kan? Gua bener-bener
lagi buru-buru banget nih” jawabku tergesa-gesa. Aku menghindar darinya dan tak
ingin lagi berurusan dengannya. Dan dia menjawab “yasudah hati-hati ya! Bawa
motornya jangan ngebut-ngebut. Sampai ketemu besok ya Sunshine pesekku”. Aku
berlalu tanpa sepatah katapun. Aku berlari sambil membawa bunga, dan tas yang
berisi coklat darinya.
Setelah aku puas berteriak dimotor
aku berhenti disebuah danau. Aku parkirkan motorku dan berjalan menuju tempat
duduk disisi danau. Bendungan air dikelopak mataku sudah tak lagi tertampung
dan akhirnya membuat sungai kecil dikedua pipiku. Semakin lama tangisku semakin
menderu dan mulutku tak berhenti berkata “gua sayang lo yuda, tapi lo Cuma
PHP-in gua. jahat banget ya tuhan” tangiskupun pecah seketika.
seseorang
mengusap air mataku dari belakang. Dia duduk disampingku sambil memelukku. Dia
adalah orang yang sedang ku tangisi. Ya, dia Yuda. “nangis aja dulu sampai
perasaan lo lega” katanya sambil tak henti megelus rambutku. Setelah tangisku
mulai mereda dia melepaskan pelukannya dan berkata “lo kenapa? Kenapa lo
berubah drastis saat gua pacaran sama Desti? Ada yang salah dari gua?” tanyanya
dengan wajah tanpa dosa. Mendengar pertanyaannya hatiku terasa teriris, sakit
sekali rasanya. Sambil menahan tangis aku menjawab “lo gak usah tanya kenapa
sama gua? lo tanya aja sama diri lo sendiri kenapa gua berubah?” “gua udah coba
tanya itu sama diri gua sendiri tapi sampai sebulan lamanya gua belum juga
temuin jawabannya sek” jawabnya dengan suara yang seolah mendinginkan hati dan
fikiranku. “lo pernah gak sih mikirin perasaan gua? lo fikir aja! Setahun kita
deket banget, lo selalu perlakuin gua secara istimewa. Setahun kita jalanin
tanpa status dan tiba-tiba gua denger lo jadian sama Desti. Apa lo gak mikirin
perasaan gua? lo gak mikir hah? Gua itu sayang sama lo sayang bahkan melebihi
sayang ke diri gua sendiri yuda” kataku sambil terisak dan dia memelukku lagi,
tetapi kali ini aku melepaskan pelukannya dan berlari menuju motorku tetapi dia
mencegahku dan berkata “gua juga sayang. Sayang banget sama lo! Tapi gua anggap
lo seperti Nanda, adik kandung gua sendiri. Dan gua yakin suatu saat nanti lo
bakal dapetin cowok yang jauuuuuh lebih baik dari gua” mendengar jawabannya aku
berlari tanpa sadar ada sebuah mobil yang melaju cepat kearahku dan sepertinya
hidupku telah berakhir sekarang karena aku sudah tak merasakan apa-apa lagi
selain gelap dan asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar