Jumat, 23 November 2012

Aku dan segudang harapan kosong


“Yudaaaaaaaaa !!!! cukup ! jangan pernah PHP-in gua lagi !” aku berteriak sambil menangis dijalanan yang sepi ketika aku mengendarai motor. Namaku Bela, aku memiliki teman dekat bahkan bisa dibilang teman spesial, dia bernama Yuda. Dia selalu memperlakukanku secara istimewa layaknya orang pacaran, tetapi tidak ada ikatan diantara kami berdua selama hampir setahun. Tetapi   Satu bulan yang lalu aku mendengar dia berpacaran dengan Desti, Siswi SMA yang letaknya tak jauh dari sekolahku. Bagai disambar listrik ribuan volt aku mendengar berita ini dan akhirnya aku memutuskan untuk menjauhinya karena sudah cukup bagiku segudang harapan kosong yang telah dia beri kepadaku selama satu tahun lebih.
            Sepulang sekolah tadi saat aku berjalan dikoridor sekolah, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku dan ternyata itu adalah Yuda. “hey, buru-buru amat? Gua Cuma mau kasih ini nih oleh-oleh dari Makasar” ucapnya sambil memberikan sebuah tas cantik berwarna merah marun. “makasih” kataku sambil berlalu membawa tas yang diberikannya. “hey pesek, tunggu sebentar dong! Buka dulu didalam tasnya ada sesuatu “ katanya sambil berusaha mengikuti cepat langkahku. “apa? Sory gua lagi buru-buru!” tapi untuk kedua kalinya dia memegang tanganku sambil mengelus-elus rambutku. “yaudah kalau gitu gua Cuma minta waktu lima menit aja pesek.  Didalam tas itu ada coklat kesukaan lo dan ini gua beliin bunga buat lo. Lo suka kan?” katanya sambil menyodorkan bunga mawar cantik berwarna merah “oh, iya makasih deh. Udah kan? Gua bener-bener lagi buru-buru banget nih” jawabku tergesa-gesa. Aku menghindar darinya dan tak ingin lagi berurusan dengannya. Dan dia menjawab “yasudah hati-hati ya! Bawa motornya jangan ngebut-ngebut. Sampai ketemu besok ya Sunshine pesekku”. Aku berlalu tanpa sepatah katapun. Aku berlari sambil membawa bunga, dan tas yang berisi coklat darinya.
            Setelah aku puas berteriak dimotor aku berhenti disebuah danau. Aku parkirkan motorku dan berjalan menuju tempat duduk disisi danau. Bendungan air dikelopak mataku sudah tak lagi tertampung dan akhirnya membuat sungai kecil dikedua pipiku. Semakin lama tangisku semakin menderu dan mulutku tak berhenti berkata “gua sayang lo yuda, tapi lo Cuma PHP-in gua. jahat banget ya tuhan” tangiskupun pecah seketika.
            seseorang mengusap air mataku dari belakang. Dia duduk disampingku sambil memelukku. Dia adalah orang yang sedang ku tangisi. Ya, dia Yuda. “nangis aja dulu sampai perasaan lo lega” katanya sambil tak henti megelus rambutku. Setelah tangisku mulai mereda dia melepaskan pelukannya dan berkata “lo kenapa? Kenapa lo berubah drastis saat gua pacaran sama Desti? Ada yang salah dari gua?” tanyanya dengan wajah tanpa dosa. Mendengar pertanyaannya hatiku terasa teriris, sakit sekali rasanya. Sambil menahan tangis aku menjawab “lo gak usah tanya kenapa sama gua? lo tanya aja sama diri lo sendiri kenapa gua berubah?” “gua udah coba tanya itu sama diri gua sendiri tapi sampai sebulan lamanya gua belum juga temuin jawabannya sek” jawabnya dengan suara yang seolah mendinginkan hati dan fikiranku. “lo pernah gak sih mikirin perasaan gua? lo fikir aja! Setahun kita deket banget, lo selalu perlakuin gua secara istimewa. Setahun kita jalanin tanpa status dan tiba-tiba gua denger lo jadian sama Desti. Apa lo gak mikirin perasaan gua? lo gak mikir hah? Gua itu sayang sama lo sayang bahkan melebihi sayang ke diri gua sendiri yuda” kataku sambil terisak dan dia memelukku lagi, tetapi kali ini aku melepaskan pelukannya dan berlari menuju motorku tetapi dia mencegahku dan berkata “gua juga sayang. Sayang banget sama lo! Tapi gua anggap lo seperti Nanda, adik kandung gua sendiri. Dan gua yakin suatu saat nanti lo bakal dapetin cowok yang jauuuuuh lebih baik dari gua” mendengar jawabannya aku berlari tanpa sadar ada sebuah mobil yang melaju cepat kearahku dan sepertinya hidupku telah berakhir sekarang karena aku sudah tak merasakan apa-apa lagi selain gelap dan asing.

Minggu, 18 November 2012

tangis dalam senyuman

Jagalah Aku




Ratusan
Ribuan
Bahkan jutaan tahun yang lalu
Teramat jauh berbeda dengan keadaan dimasa kini

Saat dahulu
Dimana pohon-pohon masih menjulang tinggi
Kini digantikan oleh gedung-gedung pencakar langit
Saat dahulu
Rumput-rumput hijau yang menjadi pijakan
Kini digantikan oleh sampah yang bertebaran
Saat dimana ozon cukup kuat melindungiku
Kini ozonpun telah rusak akibat perbuatanmu

Tolong
Tolong jagalah aku
Jangan kau rusak aku seperti ini
Kembalikan aku seperti dahulu lagi
Dengan pohon, rumput, dan ozon yang utuh seperti saat aku masih muda

Karena kini
Aku semakin tua dan rapuh
Dan suatu saat nanti
Aku akan marah terhadap perlakuanmu !